Keberadaan wilayah pertanian yang luas di Kalurahan Bugel, menjadikan mudahnya ditemukan gulma pengganggu tanaman. Mayoritas petani memberantas gulma tersebut tanpa memanfaatkan kelebihan yang dimilikinya. Berdasarkan penelitian para ahli banyak kategori gulma edible yang dapat dimanfaatkan menjadi makanan.
Kali ini, warga Kalurahan Bugel mendapat kesempatan mengikuti pelatihan pengolahan makanan dari gulma edible yang diselenggarakan oleh LPPM UNY dan Pemerintah Kalurahan Bugel. Selain pelatihan pengolahan makanan dari gulma edible tersebut, tim LPPM UNY juga memberikan pelatihan pengelolaan limbah anorganik menjadi kerajinan berupa souvenir/tas dari bungkus minuman/makanan.
Pada pelatihan yang berlangsung hari Kamis (18/8/2022) di aula kalurahan, melalui sambutannya Lurah Bugel menyampaikan ucapan terima kasih kepada LPPM UNY yang sudah berulang kali memberikan pelatihan pemberdayaan yang bermanfaat bagi masyarakat Kalurahan Bugel.
Tien Aminatun, koordinator tim LPPM UNY hadir beserta 8 orang anggota dalam pelaksanaan pelatihan. Tien beserta anggota membagi peserta pelatihan menjadi 4 kelompok, 3 kelompok mengolah gulma edible dari tanaman genjer, pegagan, krokot; dan 1 kelompok membuat kerajinan dari plastik bekas bungkus/kemasan minuman/makanan.
Pelatihan pengolahan makanan didampingi oleh Dr. Fitri Rahmawati, M.P. dan Raudhah. Fitri menyampaikan, gulma yang diolah menjadi makanan diharapkan bisa diterima dari cita rasa, bentuk dan tampilan, terlebih lagi memiliki peluang untuk dipasarkan. Genjer diolah menjadi nugget, kadar serat dan Vit A yang tinggi baik untuk anak-anak. Krokot yang mengandung Omega 3 diolah menjadi rolade dengan campuran tahu. Daun pegagan yang memiliki banyak khasiat terutama untuk kekebalan tubuh, diolah menjadi keripik.
Pelatihan pengolahan bekas bungkus plastik menjadi kerajinan didampingi oleh Fahriah, kerajinan yang dibuat berfokus pada souvenir yang dapat dibuat 100 persen dengan tangan tanpa bantuan mesin.
Evaluasi yang disampaikan oleh Fitri terhadap pelatihan ini diantaranya, untuk menentukan harga jual, jumlah hasil akhir produk harus terlebih dahulu diperhitungkan dengan bahan baku, sehingga sebaiknya mencicip makanan seperlunya saja pada saat proses produksi; hasil gorengan pegagan masih berminyak sehingga akan kurang awet jika diperjualbelikan; komposisi krokot pada rolade kurang banyak dan dapat juga dihaluskan terlebih dahulu; bentuk nugget juga masih kurang menjual dan cenderung seragam, sedangkan harga jual dapat mengambil margin keuntungan minimal 50%.
Tien mengharapkan produk makanan dari gulma edible dan kerajinan dari sampah anorganik dapat ditemukan dan ditawarkan pada pengunjung Kalurahan Bugel setelah pelaksanaan pelatihan.(asih/red_F)
