Pagi hari, Jumat (17/6/22), para petani warga Bugel seperti biasa turun ke sawah dan tegalan untuk merawat tanaman. Petani di Kalurahan Bugel terdiri dari warga lintas usia, termasuk generasi muda, lelaki dan perempuan. Para petani menggarap sawah yang tersebar di wilayah kalurahan, sebagian lagi menggarap lahan pertanian di pesisir. Termasuk seorang petani muda, Pamuji (30), yang pagi itu turun ke sawah di Bulak Kidul Gelaran, yang ia tanami bawang merah. Seperti petani yang lain, ia memastikan tanamannya terawat dengan baik dengan melakukan penyemprotan untuk melawan fungi dan insect yang menyerang tanaman bawang merah.
Pamuji menuturkan, bawang merah yang ia tanam merupakan varietas Tajuk yang dapat beradaptasi dengan cukup baik pada musim kemarau dan tahan terhadap musim hujan. Pada musim kemarau berhujan tahun ini yang cuacanya tak menentu, Pamuji dibantu oleh hujan dalam penyiraman namun harus melakukan penyemprotan lebih sering untuk melawan hama jamur. Hama utama bawang merah adalah ulat dan jamur, yang masing-masing memiliki interval lebih tinggi di musim kemarau dan musim hujan, sehingga di musim tak menentu ini, petani mau tak mau harus menyesuaikan diri.
Bawang merah Tajuk di lahan Pamuji sudah mencapai usia tanam 37 HST dan selama itu ia telah melakukan pemupukan 3x untuk mendukung pertumbuhan, pembuahan dan pembesaran umbi. Tanaman bawang merah ini akan siap dipanen pada usia lebih kurang 50 HST. Berdasarkan pengalaman Pamuji, bibit 75 kg yang ditebar di lahan seluas 1100 m2 akan menghasilkan panen 15-20 kali lipat di dalam kondisi normal.
Dalam kondisi normal, petani Kalurahan Bugel berkontribusi dalam pasar bawang merah dalam jumlah tak sedikit dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani apalagi di saat harga pasar sedang baik.(pamuji/red)
