Sampah merupakan isu lingkungan yang tak pernah usai. Kehidupan modern mempunyai andil memproduksi lebih banyak sampah anorganik dan tak terurai, sehingga jika tidak dikelola dengan baik akan mengancam kehidupan itu sendiri baik dari sisi lingkungan maupun kesehatan. Kalurahan Bugel, sebagai pilot project LSKS BKKBN telah memulai proses pengelolaan sampah dari lingkup terkecil pemerintahan, yaitu di tingkat pedukuhan.
Minggu (28/11/21) bank sampah Kusuma Tanaya IV Pedukuhan IV Bugel melakukan kegiatan rutin bulanan pengambilan sampah di rumah penduduk pedukuhan tersebut. Sampah-sampah kemudian dipilah dan dikumpulkan berdasarkan jenisnya. Sampah yang telah dipilah secara berkala akan diambil oleh pengepul yang sudah memiliki perjanjian kerjasama dengan bank sampah Kusuma Tayana IV. Selain sampah-sampah rumah tangga yang bisa didaur ulang, mulai Maret 2021 bank sampah ini juga mengumpulkan minyak sisa (jelantah) dari rumah penduduk. Khusus untuk minyak sisa, bank sampah Kusuma Tanaya IV menyimpan hasil jual minyak sisa dalam bentuk catatan tabungan bagi setiap penduduk penyetor minyak sisa. Tabungan ini kemudian akan diserahkan kembali kepada penduduk sekali setahun.
Pengumpulan dan pemilahan sampah dilakukan di bangunan bank sampah di lingkungan rumah Dukuh IV, Patriatmoko. Namun pada masa PPKM dan jika ada penduduk yang menjalani isolasi mandiri/terpapar Covid-19, proses pengumpulan dan pemilahan sampah dilakukan di RT masing-masing.
Hasti, salah satu pengelola bank sampah Kusuma Tayana IV menuturkan bahwa pengelolaan sampah di Pedukuhan IV Bugel ini dilakukan seluruhnya oleh karang taruna dan hasilnya dibagi dalam bentuk prosentase kepada Risma, masjid, dan karang taruna. Selain itu juga digunakan untuk kegiatan sosial, operasional bank sampah serta jasa pengelola.(red)