Merti desa diselenggarakan sebagai bentuk ucapan syukur kepada Sang Pencipta yang telah melimpahkan rezeki kepada umat manusia. Upacara adat ini tetap dilaksanakan selama masa pandemi COVID sebagai wujud nguri-uri budaya dan tentunya ungkapan rasa syukur atas limpahan rezeki dan kesehatan. Pada tahun 2020 merti desa di Kalurahan Bugel dilaksanakan dengan sangat sederhana, hanya melibatkan pamong kalurahan dan tamu undangan dengan jumlah yang sangat terbatas.
Di tahun 2021, merti desa dilaksanakan dengan sedikit lebih meriah namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Upacara adat ini berlangsung di area balai kalurahan Bugel pada Rabu Pon (03/11/2021) diawali dengan kirab Bregada Sabuk Janur menuju pintu masuk aula kalurahan yang kemudian melakukan prosesi penyerahan tombak Kyai Sabuk Janur kepada PJ Lurah Bugel, Waltinah. Kegiatan ini dihadiri tamu undangan dari Kapanewon Panjatan, Kundha Kabudayan DIY, BPKal dan pamong kalurahan serta para mahasiswa KKN UPN Yogyakarta di Bugel. Pada sambutannya perwakilan Kundha Kabudayan DIY menyampaikan beberapa saran dan memberikan apresiasi terhadap Kalurahan Bugel yang semakin membaik dalam hal sebagai kalurahan budaya. Di pertengahan acara, Jathilan Gejok Lesung Enceng Gondok khas Kalurahan Bugel menyemarakkan suasana. Jathilan ini menggunakan iringan Gejok Lesung dan memakai jaran kepang yang dianyam dari enceng gondok.
Setelah doa bersama, karena antusiasme warga sekitar terhadap upacara merti desa, Jathilan Rakyat digelar di halaman balai kalurahan selama satu putaran. Kegiatan merti desa ini berlangsung lancar dan tetap menerapkan protokol kesehatan. (Asih)