1. SEJARAH
Pada awalnya Kalurahan Bugel hanya terdiri dari hutan-hutan saja, yang terdiri dari hutan berawa dan hutan berpasir. Pada masa itu setelah markas Pangeran Diponegoro di Goa Selarong diserbu tentara Belanda maka kemudian para Prajurit pengikut Pangeran Diponegoro menyingkir dan bersembunyi dari kejaran tentara Belanda, namun demikian mereka tetap terus melakukan perang gerilya untuk tetap melawan Belanda. Para Prajurit pengikut Pangeran Diponegoro menyingkir dan berpencar di beberapa wilayah di Kulon Progo, ada yang di wilayah perbukitan dan ada pula yang di daerah hutan berawa dan berpasir bagian selatan Kulon Progo agar tidak terjangkau oleh kejaran tentara Belanda. Pengikut Pangeran Diponegoro kemudian membuat pemukiman dengan memanfaatkan tanaman kayu yang ada di hutan tersebut. Suat ketika ada suat tanaman kayu besar yang bentuknya seperti tonggak kayu tumpul yang menarik perhatian pengikut Pangeran Diponegoro, kemudian akhirnya diberilah nama wilayah hutan berawa dan berpasir tersebut dengan sebutan “BUGEL”.
2. LETAK GEOGRAFIS
Kalurahan Bugel merupakan salah satu Kalurahan dari empat Kalurahan yang terletak di sisi paling selatan wilayah Kecamatan Panjatan yang terdiri dari 10 Pedukuhan dan langsung bersinggungan dengan bibir pantai Samudra Hindia. Secara tipologi, Kalurahan Bugel merupakan dataran rendah yang berada pada ketinggian 3-10 meter di atas permukaan laut. Wilayahnya memiliki garis pantai dengan panjang 2 km dan wilayah terjauh dari pantai sekitar 3,5 km dengan luas wilayah 6,42 km2 atau 642,32 hektar.
Wilayah Kalurahan Bugel memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kalurahan Depok dan Kalurahan Kanoman
- Sebelah Selatan : Samudra Hindia
- Sebelah Timur : Kalurahan Tirtorahayu dan Kalurahan Karangsewu
- Sebelah Barat : Kalurahan Pleret
Sementara itu, letak geografisnya yang berada di wilayah pesisir pantai struktur material lahannya tersusun dari tanah pasir, regosol, dan juga grumusol. Berdasarkan kondisi tersebut, dapat dikatakan bahwa Kalurahan Bugel merupakan salah satu Kalurahan yang sangat besar potensinya untuk menjadi lumbung pangan
Sebagian besar penduduk Kalurahan Bugel mempunyai mata pencaharian sebagai petani dan buruh tani dengan usaha pengelolaan lahan tegalan/tanah pasir dan persawahan serta usaha produksi industri rumah tangga lainnya sebagai penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
3. KONDISI UMUM DEMOGRAFIS
Jumlah penduduk Kalurahan Bugel sebanyak 4.445 jiwa dengan jumlah rumah tangga 1.500 Kepala Keluarga. Jumlah penduduk perempuan 2.262 jiwa, sedangkan penduduk laki – laki 2.183 jiwa.
4. KONDISI EKONOMI
4.1 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi masyarakat Kalurahan Bugel sampai saat ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup pesat dilihat dari perubahan dan pola hidup masyarakat terutama kemajuan kecukupan kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan. Meskipun keluarga penerima Bantuan Sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) masih cukup tinggi, sekitar 28 % keluarga menerima sembako dan 15 % keluarga menerima PKH, tetapi secara umum keluarga di Kalurahan Bugel sudah dapat mencukup kebutuhan pokoknya.
4.2 Perekonomian Kalurahan
Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu kalurahan dapat dicerminkan dari beberapa indikator. Salah satu indikator yang sering dipakai untuk melihat keberhasilan pembangunan adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Besarnya nilai PDRB yang berhasil dicapai dan perkembangannya merupakan refleksi dari kemampuan kalurahan dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia. Kontributor sektor terbesar dalam pembentukan PDRB Kalurahan Bugel berasal dari sektor pertanian dan perkebunan kelapa. Kedua sektor tersebut masih merupakan sumber penghasilan utama penduduk di Kalurahan Bugel.
5. POTENSI DAERAH
Beberapa potensi unggulan sebagai kontribusi secara nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Kalurahan Bugel adalah:
5.1 Pertanian
Potensi unggulan yang ada di Kalurahan Bugel untuk meningkatkan pendapatan penduduk perkapita pada dasarnya adalah petani, dikarenakan lahan yang masih sangat luas dan cukup subur. Potensial untuk tanaman sawah (padi), lahan kering dan tegalan untuk palawija (cabai, bawang merah, semangka, melon), tanaman buah-buahan (pisang, kelengkeng, papaya, mangga dll), budidaya perikanan kolam tanah maupun terpal (ikan lele, gurami dan nila) serta untuk usaha budidaya ternak untuk pembibitan dan penggemukan (sapi dan kambing).
5.2 Potensi Industri
Keterampilan industri rumahan seperti industri tahu dan tempe, telor asin, keripik pisang dan peyek, roti basah, kerajinan dari enceng gondok, dan juga makanan kecil untuk berbagai acara dan lain-lain. Industri rumahan tersebut merupakan sumber penghasilan alternatif bagi sebagian kecil penduduk Kalurahan Bugel. Sedangkan secara keseluruhan, keluarga yang mempunyai usaha rumahan atau UMKM di Kalurahan Bugel baru sekitar 7%.
5.3 Pariwisata
Dalam bidang pariwisata, Kalurahan Bugel memiliki potensi wisata yang berbasis alam yaitu wisata pantai dan agrowisata. Dalam bidang budaya sendiri, Kalurahan Bugel merupakan Kalurahan Budaya yang memiliki berbagai upacara adat seperti upacara adat Merti Desa dan Daruni Daruni, yang diadakan setahun sekali. Kesenian karawitan, keroncong dan jathilan yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan.
<iframe title="YouTube video player" src="https://www.youtube.com/embed/v33h-ScU_fs" width="270" height="200" frameborder="0" allowfullscreen="allowfullscreen"></iframe>