Beberapa jenis tumbuhan yang ditanam di lingkungan rumah atau kantor selain sebagai tanaman hias atau peneduh kadangkala juga menggambarkan maksud atau tujuan terhadap sesuatu hal bagi sang penanam berdasarkan pengalaman atau pengetahuannya. Tanaman Lavender misalnya, cukup terkenal sebagai tanaman pengusir nyamuk, tanaman lidah mertua dan serai dipercaya sebagai pengusir ular karena aromanya yang cukup tajam. Ada pula tanaman-tanaman tertentu yang dalam pandangan budaya Jawa diyakini sebagai pendatang rizki, penolak bala, peredam amarah, perlambang harapan, dan lain-lain.
Pohon Keben pun demikian, menjadi salah satu dari beberapa jenis tanaman yang menyandang predikat sebagai tanaman bermakna filosofis. Keben yang memiliki nama Latin Barringtonia asiatica adalah vegetasi yang habitat aslinya di hutan pantai, pantai dan pantai berkarang, kadang-kadang di mangrove tetapi juga tumbuh sama baiknya di daratan. Pohon ini memiliki bentuk buah yang unik menyerupai stupa dan digunakan dalam desain ornamen Jawa, kebenan. Tanaman ini juga dinobatkan sebagai pohon perdamaian pada 5 Juni 1986 oleh Presiden Soeharto bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup sedunia.
Dalam budaya Jawa, makna filosofi yang terkandung pada pohon Keben sangat tinggi, yakni sebagai perlambang keberadaan negara atau kepemimpinan yang agung dan bersih. Dikutip dari website Kraton Yogyakarta, Keben juga memiliki makna sebagai tangkeb-en, atau menutup, yang dimaksud adalah menutup segala pengaruh hawa nafsu, ada pula yang memaknainya sebagai hangrukebi, atau melindungi serta merangkul kebenaran. Di Kraton Yogyakarta, selain ditanam di halaman Masjid Gedhe, Keben juga ditanam di Plataran Kamandungan Lor atau lebih dikenal sebagai Plataran Keben.
Di Kalurahan Bugel, pohon Keben tumbuh rindang di halaman balai kalurahan. Tanaman ini ditanam pada era pemerintahan Lurah R. Rudjito Satmoko (1977-2004) yang juga merintis pembangunan komplek kantor Pemerintah Kalurahan Bugel. Selain menanam Keben, Rudjito juga menanam beberapa vegetasi bermakna filosofis seperti yang ditanam di area Kraton Yogyakarta, Kemuning contohnya, yang bermakna weninging pikir atau kejernihan pikiran.
Selain sebagai peneduh, pohon Keben di halaman kantor kalurahan dapat pula sebagai pengingat bagi para pemangku kebijakan Pemerintah Kalurahan Bugel akan maknanya yang sangat tinggi yaitu pentingnya kepemimpinan yang berwibawa, bersih, menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan serta berusaha menerapkannya dalam menjalankan roda pemerintahan.(gandung/asih)